Dosen Prodi BSA Presentasikan Makalah pada Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIX
Padang, 9 Agustus 2023 – Dosen program studi Bahasa dan Sastra Arab, Dr. Yulfira Riza, M.Hum., mempresentasikan makalah pada Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIX (Selasa, 8/8). Dalam kegiatan yang mengangkat tema Penguatan Keindonesiaan melalui Kajian Naskah Nusantara tersebut, Dr. Riza mengisi sesi paralel bersama ahli dan sarjana bidang pernaskahan Indonesia dari berbagai institusi di dalam dan luar negeri.
Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara merupakan kegiatan rutin dua tahunan asosiasi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA). Pada tahun ini, ajang bergengsi yang dilaksanakan selama 3 hari (7-9 Agustus) tersebut mengambil lokasi utama di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dr. Riza membentangkan makalah berjudul “Transformasi Iluminasi Manuskrip Digital Melayu sebagai Motif Sulaman Baju Kuruang Basiba”. Hasil penelitian kolaboratif bersama alumni Tata Busana Universitas Negeri Padang, Nadia Ihsania, S.Pd., tersebut lulus seleksi pada subtema Naskah Nusantara dan Industri Kreatif.
Dihubungi melalui pesan singkat, Dr. Riza mengungkapkan reaktualisasi budaya lokal Minangkabau sebagai spirit kajian yang ia lakukan. Dengan mengangkat kajian tersebut, ia berharap baju kuruang basiba dapat kembali menjadi baju kebanggaan masyarakat Minangkabau karena filosofinya memuat jati diri sejati orang Minang.
Lebih lanjut, Dr. Riza juga menjelaskan kemudahan akses manuskrip di era digital hendaknya direspon oleh pengkaji melalui kajian yang beragam. “Koleksi manuskrip bertebaran di ‘langit’. Pengkaji dapat memilih sesuai minat dan bidang keilmuan masing-masing”, ungkap doktor jebolan Universitas Padjadjaran tersebut.
Sebagai salah satu filolog dan pegiat kajian manuskrip di UIN Imam Bonjol, Dr. Riza berharap bisa memotivasi para peneliti muda lainnya. “Pada simposium manassa di dua tahun mendatang, semoga akan banyak peneliti muda dari UIN Imam Bonjol yang ikut mempresentasikan hasil kajiannya”, tutupnya ringkas.
Kegiatan Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIX dibagi menjadi dua agenda besar. Pertama adalah seminar simposium yang dilaksanakan pada 7-8 Agustus. Kedua adalah kunjungan ke berbagai tempat yang berhubungan dengan pernaskahan (Kraton, Widyabudaya, Sonobudoyo, dan Diorama Kearsipan D.I. Yogyakarta) yang dilaksanakan pada 9 Agustus.