Kolaborasi dengan ACIS UiTM Malaysia, FAH UIN Imam Bonjol Selenggarakan Webinar Internasional
Komit dalam merealisasikan visi lembaga, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol gencar meningkatkan kolaborasi internasional. Terbaru, FAH melaksanakan webinar internasional bersama Academy of Contemporary Islamic Studies (ACIS) Universiti Tekonologi MARA (UiTM) Malaysia (Kamis, 18/4).
Webinar bertajuk Tasawur Islam dan Era Ketamadunan Semasa tersebut menghadirkan empat narasumber dari UIN Imam Bonjol dan ACIS UiTM. UIN Imam Bonjol diwakili oleh Prof. Nurus Shalihin, M.Si., Ph.D. dan Dr. Ahmad Taufik Hidayat, M.Ag. Sementara ACIS UiTM diwakili oleh Dr. Paiz Hassan dan Prof. Madya Dr. Muhd Imran Abd Razak.
Mengangkat topik Surau dan Ekospiritualitas, Prof. Nurus Shalihin, M.Si., Ph.D. memaparkan dimensi interpersonal spiritualitas manusia yang berkaitan dengan lingkungan. Menurutnya, surau sebagai ruang praktek ekospiritual merupakan tempat penempaan ketajaman nalar, kesadaran batin, dan kekuatan budi.
“Surau di Minangkabau menopang kehidupan masyarakat dengan aspek ekologi. Penamaan dan lokasi surau juga sangat lekat dengan suasana alam. Karena itulah di surau terdapat pengakuan dan penghormatan atas keterikatan dan keterlekatan spiritualitas manusia dengan alam”, ungkap guru besar sosiologi yang juga merupakan Dekan FST UIN Imam Bonjol tersebut.
Pada sesi yang berbeda, Dr. Ahmad Taufik Hidayat, M.Ag. mengusung tema Manuskrip Keagamaan di Minangkabau: Formulasi Inklusifisme Dunia Melayu Islam Abad XVII-XX. Fokus pada eksplorasi literasi keagamaan yang dikembangkan di surau-surau dalam rentang 4 abad, pakar kajian manuskrip tersebut mengungkapkan periodisasi formulasi inklusifisme keberagamaan yang dilakukan ulama-ulama Minangkabau.
“Upaya formulasi inklusifisme keberagamaan Islam dalam khazanah manuskrip dapat dibagi menjadi tiga periode. Pertama, pada abad XVII yang dilakukan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan dan murid-murid beliau. Kedua, abad XIX yang diwarnai perdebatan kaum adat dan kaum paderi. Ketiga, abad XX yang terefleksi dalam perdebatan kaum tua dan kaum muda”, jelasnya.
Sementara itu, dua narasumber dari ACIS UiTM juga memaparkan materi tentang praktek keagamaan Islam kontemporer. Dr. Paiz Hassan membentangkan makalah dengan tema Model Fiqh Taysir dalam Pengamalan Ibadat Masyarakat Orang Asli di Negeri Perak, sementara Prof. Madya Dr. Muhd Imran Abd Razak membahas Metod Penyampaian Jawapan Hukum dalam Ruangan Soal Jawab Agama Media Massa di Malaysia.
Berlangsung pagi hingga siang melalui aplikasi Google Meet, webinar diikuti oleh ratusan peserta dari kedua negara. Para peserta mengikuti webinar dengan antusias dan mengembangkan topik diskusi melalui berbagai pertanyaan kepada narasumber. (rf)