Bedah Implikasi Keilmuan Gerakan Paderi, Dosen FAH Raih Gelar Doktor Sejarah Peradaban Islam
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol, Dr. Khilal Syauqi, Lc., M.A., resmi menyandang gelar doktor di bidang Sejarah Peradaban Islam. Dr. Khilal dinyatakan lulus dalam ujian promosi yang dilaksanakan di auditorium Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang (Senin, 19/6) dengan predikat Sangat Memuaskan.
Dr. Khilal merupakan dosen prodi Sejarah Peradaban Islam. Dalam penyelesaian studi doktoralnya tersebut, ia menulis disertasi berjudul “Perubahan Orientasi Keilmuan Ulama Minangkabau sebagai Implikasi dari Munculnya Gerakan Paderi pada Abad XIX M” di bawah bimbingan Prof. Dr. Aflatun Muchtar, M.A. dan Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed.
Dalam disertasinya, Dr. Khilal menyebutkan bahwa kajian tentang gerakan Paderi selama ini banyak dipandang sinis dan curiga, apalagi dianggap sebagai embrio radikalisme. Padahal, hal tersebut biasa terjadi dalam sebuah perubahan sosial dalam sejarah. Peneliti terdahulu luput memperhatikan implikasi yang timbul setelah gerakan itu hilang.
“Selama ini, kajian tentang gerakan Paderi didominasi oleh sinisme dan kecurigaan terkait embrio radikalisme. Padahal di sisi lain, implikasi gerakan Paderi justru sangat mencerahkan bagi tradisi keilmuan Minangkabau”, terangnya.
Lebih lanjut, Dr. Khilal juga menyinggung perubahan orientasi keilmuan mayoritas ulama Minangkabau sebagai titik penting dalam dinamika keilmuan Minangkabau. Pendekatan non-tarekat dalam melihat ajaran dan implementasi Islam di kalangan ulama telah membentuk akomodasi terhadap berbagai cabang keilmuan non-Islam.
Didaulat sebagai penguji eksternal, Dekan FAH UIN Imam Bonjol, Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D., mengapresiasi hasil penelitian Dr. Khilal. Menurutnya, disertasi yang menyorot dinamika keilmuan ulama tersebut menyajikan temuan historis penting yang dapat menjelaskan corak keilmuan Islam Minangkabau hari ini.
“Dr. Khilal mempresentasikan temuan-temuan penelitian yang sangat menarik. Dari penelitian beliau, kita dapat mengambil nilai-nilai positif bagi masa depan tradisi intelektual Islam Indonesia, khususnya masa depan tradisi intelektual Islam di Sumatera Barat atau Minangkabau”, ungkapnya.
Dekan berharap Dr. Khilal dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan di FAH UIN Imam Bonjol. “Kita berharap penambahan jumlah doktor di FAH ini akan membawa dampak positif bagi pengembangan keilmuan ke depan”, tutup guru besar sejarah Islam tersebut.
Ujian promosi Dr. Khilal turut dihadiri oleh Ketua Prodi SPI, Dr. Asril, M.Hum. Dalam komentarnya, Dr. Asril mengucapkan selamat atas capaian akademik yang diraih Dr. Khilal. Ia optimis kehadiran Doktor ke-211 UIN Raden Fatah Palembang tersebut akan berdampak positif terhadap dinamika keilmuan di prodi SPI dan FAH UIN Imam Bonjol. (rf)