Beri Sambutan dalam Sesi International Conference, Gubernur Sumbar Paparkan Keunikan Budaya Minangkabau
Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., menyampaikan kata sambutan dalam sesi International Conference ajang ADIA Annual International Conference 2023 (Senin (5/6). Hadir langsung di ruang konferensi, Mahyeldi memaparkan sejumlah keunikan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau.
Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, tatanan kepemimpinan masyarakat Minangkabau dikenal dengan istilah tali tigo sapilin tungku tigo sajarangan. Dalam sistem ini, kepemimpinan diisi oleh tiga unsur yang terdiri atas niniak mamak, alim ulama, dan cerdik pandai.
“Menurut kami, tiga unsur ini mewakili kompetensi spiritual, sosial, dan intelektual. Spiritualnya ada ulama, sosialnya ada ninik mamak, dan kemudian intelektualnya cendekiawan. Sesungguhnya di Minangkabau tiga kompetensi ini berada dalam satu individu semua”, tuturnya.
Selain nilai filosofis tersebut, Mahyeldi juga mengungkapkan adanya keunikan dalam hal kepemilikan aset dan pewarisan harta pusaka. Di Minangkabau terdapat istilah tanah ulayat yang diwarisi dan dimiliki secara komunal. Hal ini menyebabkan pemindahan hak milik aset di Minangkabau menjadi tidak mudah.
“Di Minangkabau, memindahkan hak milik tidak mudah, walaupun melalui jual beli. Karena ada kepemilikan komunal, di mana pemiliknya bukan satu orang, namun bersama. Sehingga jual beli menjadi susah, namun kerja sama mudah”, papar pemimpin yang akrab disapa Buya tersebut.
Dengan adanya keunikan-keunikan, Mahyeldi menjadikan penguatan budaya sebagai salah satu program kerja strategis pemerintah. “Kita terus melakukan penguatan budaya kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Kita mensinkronkan falsafah hidup tadi dengan program-program kerja pemerintah”.
Berkaitan dengan program kerja strategis tersebut, Mahyeldi memposisikan konferensi internasional ADIA sebagai salah satu ajang promosi kebudayaan Minangkabau. Selain diskusi akademik yang bersifat global, forum ilmiah yang dihadiri oleh akademisi skala internasional tersebut juga diharapkan menjadi wadah perbincangan studi-studi terkait kebudayaan Minangkabau.
Bagi Mahyeldi, UIN Imam Bonjol sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam di Sumatera Barat memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga falsafah hidup Minangkabau. Tanggung jawab tersebut dapat ditunaikan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan sivitas akademika.
“Dan memang perguruan tinggi Islam ini sengaja dihadirkan di Sumatera Barat dalam rangka untuk menjaga falsafah itu sendiri. Jadi memang dari sejarah yang kami ketahui, berdirinya UIN khususnya UIN Imam Bonjol Padang memang untuk menjamin nilai-nilai falsafah ini terjaga”, ungkap figur yang sebelumnya menjabat Walikota Padang tersebut.
Mahyeldi menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Sumatera Barat, khususnya kota Padang sebagai lokasi acara ADIA International Conference 2023. Dengan digencarkannya program Visit Beautiful West Sumatera 2023, ia mengharapkan masukan-masukan dari peserta konferensi guna penguatan realisasi program tersebut. (rf)