65 Makalah Terdaftar pada Seminar Paralel ADIA Annual International Conference 2023
Sebanyak 65 makalah terdaftar pada seminar paralel ADIA Annual International Conference 2023. Total makalah tersebut didistribusikan oleh panitia ke dalam 12 sesi yang digelar di 3 ruang pertemuan ZHM Premiere Hotel Padang (Senin, 5/6).
Seminar paralel merupakan rangkaian kegiatan ADIA yang dilaksanakan setelah International Conference. Seminar yang diagendakan siang hingga sore tersebut diklasifikasikan sesuai bidang keilmuan, yaitu bahasa dan sastra, sejarah dan budaya, serta ilmu perpustakaan dan informasi.
Seminar paralel bidang bahasa dan sastra digelar di ruang Mulia 8 lantai 3 ZHM Premiere Hotel. Berdasarkan catatan panitia, sebanyak 29 makalah terdaftar pada seminar bidang bahasa dan sastra yang dibagi menjadi 5 sesi.
Makalah bidang bahasa dan sastra diklasifikasikan menjadi 5 subtema. Subtema tersebut adalah bahasa dan isu-isu mutakhir di ruang siber; sastra siber dan nilai-nilai lokalitas; bahasa dan literasi media; sastra dan pemertahanan budaya; dan sastra lisan Melayu-Minangkabau di era digital.
Sementara itu, seminar paralel bidang sejarah dan budaya dilaksanakan di ruang Mulia 6 lantai 3 ZHM Premiere Hotel. Bidang sejarah dan budaya menampung sebanyak 16 makalah yang presentasinya dibagi menjadi 3 sesi.
Sebagaimana bahasa dan sastra, makalah bidang sejarah dan budaya juga diklasifikasikan menjadi 5 subtema. Subtema tersebut adalah internet dan kesadaran historis; virtualitas dan pemeliharaan budaya lokal; diversitas, etnisitas, dan identitas dalam media baru; sejarah publik dan dunia digital; dan digitalisasi budaya Melayu-Minangkabau.
Seminar paralel bidang ilmu perpustakaan dan informasi diselenggarakan di ruang Muliah 10 lantai 3 ZHM Premiere Hotel. Presentasi 20 makalah yang terdaftar dibagi menjadi 4 sesi.
Makalah bidang ilmu perpustakaan dan informasi diklasifikasikan menjadi 5 subtema. Subtema tersebut adalah perpustakaan dan pengembangan moderasi Islam; manajemen pengetahuan dan budaya organisasi; pengemasan ulang informasi berbasis kearifan lokal Melayu-Minangkabau; transformasi layanan perpustakaan; dan museum, manajemen koleksi, dan teknologi baru.